Halaman

Selasa, 20 Maret 2018

Merancang Database Logika dan Model Relasional

Relation atau Relasi
Relasi adalah tabel data dua dimensi bernama. Sebuah tabel terdiri dari baris (catatan) dan kolom (atribut atau bidang).

Persyaratan tabel untuk memenuhi syarat sebagai relasi:

  1. Pasti ada nama yang unik.
  2. Setiap nilai atribut harus bersifat atom (tidak bersifat multinilai, bukan komposit).
  3. Setiap baris harus unik (tidak boleh memiliki dua baris dengan nilai yang sama persis untuk semua bidangnya).
  4. Atribut (kolom) dalam tabel harus memiliki nama yang unik.
  5. Urutan kolom harus tidak relevan.
  6. Urutan baris pasti tidak relevan.
    CATATAN: semua relasi berada dalam 1 bentuk Normal
Korespondensi dengan Model E-R

  1. Relasi (tabel) sesuai dengan tipe entitas dan dengan banyak tipe hubungan banyak-ke-banyak.
  2. Baris sesuai dengan instance entitas dan dengan instance hubungan banyak-ke-banyak.
  3. Kolom sesuai dengan atribut.
    CATATAN: Relasi kata (dalam basis data relasional) TIDAK sama dengan hubungan kata (dalam model E-R).
Referential Integrity – rule menyatakan bahwa setiap nilai kunci asing (pada relasi dari banyak sisi) HARUS cocok dengan nilai kunci primer dalam hubungan satu sisi. (Atau kunci asing bisa null)

Misalnya: Hapus Aturan
  • Batasi-jangan izinkan penghapusan sisi "induk" jika baris terkait ada di sisi "dependen"
  • Cascade – secara otomatis menghapus baris sisi “dependen” yang sesuai dengan baris samping “induk” yang akan dihapus
  • Set-to-Null – set kunci asing di sisi dependen ke null jika menghapus dari sisi induk  tidak diizinkan untuk entitas yang lemah

Metode Spiral dalam SDLC

Gambar 5. Tahapan Pada Model Proses Spiral (Boehm, 1988)

Pengembangan perangkat lunak dengan model spiral memiliki kelemahan karena tidak adanya milestone sebagai titik transisi dan pengujian maka dikhawatirkan proses pengembangan sistem akan mengalami kekacauan dari segi waktu penyelesaian solusi sistem. Oleh karenanya model ini hanya sesuai untuk aplikasi-aplikasi kecil yang tidak terintegrasi dan terdistribusi.

Model spiral terbagi menjadi empat quadrant, dimana setiap quadrantmerepresentasikan sebuah manajemen proses dengan tahapan-tahapan identify,design, construct dan evaluate (Dean Muench, 1994). Sistem akan melalui tahapan-tahapan proses yang akan berulang sebagai berikut:


  1. Mendefinisikan tujuan dan kebutuhan bisnis, mengembangkan desain konseptual, rancangan konsep, rencana pengujian, dan analisis terhadap resiko dengan melibatkan pemakai.
  2. Mendefinisikan kebutuhan sistem, mengembangkan desain logikal, mengkompilasi (software-build) rancangan awal, mengevaluasi hasil dengan melibatkan pemakai.
  3. Mendifinisakan kebutuhan subsistem, menghasilkan desain fisikal, mengkompilasi rancangan berikutnya, mengevaluasi hasil dengan melibatkan pemakai.
  4. Mendefinisikan kebutuhan setiap unit, menghasilkan desain akhir, mengkompilasi rancangan akhir, mengevaluasi keseluruhan.


Kelebihan model Spiral
  • Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
  • Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
 Kekurangan model Spiral
  • Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses
  • Model spiral ini merupakan model yang masih baru sehingga belum terbukti apakah model ini efisien atau tidak.

Jumat, 09 Maret 2018

Metode WaterFall Dalam SDLC

Pengertian Metode Waterfall
Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandangsebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi(konstruksi), dan pengujian.

Tahapan pada Metode Waterfall

Metode Waterfall dalam SDLC


  1. Tahapan Analisis
    Tahapan analisis mengacu pada fenomena dan juga permasalahan yang terjadi, dan mengapa sebuah aplikasi sangat penting untuk dibuat dalam mengatasi masalah atau fenomena tersebut.
  2. Tahapan Desain
    Dalam tahapan ini, tidak hanya desain interface sistemnya saja yang dkembangkan, namun juga dikembangkan desain dari alur sistem tersebut, hingga bagaimana satu sistem tersebut bisa bekerja, mulai dari tampilan awal, fungsi-fungsi tombol, hingga ioutput yang akan dihasilkan nantinya.
  3. Tahapan Pengkodean
    Pengkodean merupakan tahapan yang wajib dilakukan oleh mereka yang mengerti bahasa pemrograman, Untuk menjalankan desain sistem yang sudah dibuat, maka kemudian kode dan juga script akan dimasukkan ke dalam desain sistem tersebut, sehingga nantinya desain dari sistem tersebut bisa berjalan dengan lancar dan juga baik.
  4. Tahapan Pengujian
    Setelah sistem selesai dilakukan pengkodean, maka sistem tersebut akan diuji sebelum dilemparkan ke dalam pasaran untuk digunakan oleh user.
  5. Tahapan Supporting
    Tahapan supporting mengacu pada update – update dari sebuah sistem yang mungkin mengalami kerusakan, perbaikan terhadap sistem yang mengalami corrupt dan kerusakan, serta penambahan fitur – fitur baru pada sistem tersebut. 

Kelebihan dan Kekurangan Metode WaterFall dalam SDLC

Kelebihan 
  • Memiliki proses yang urut, mulai dar analisa hingga support 
  • Setiap proses memiliiki spesifikasinya sendiri, sehingga sebuah sistem dapat dikembangkan sesuai dengan apa yang dikehendaki (tepat sasaran)
  • Setiap proses tidak dapat saling tumpang tindih.
Kekurangan
  • Proses yang dilakukan cenderung panjang dan juga lama
  • Biaya penggunaan metode yang cenderung mahal
  • Membutuhkan banyak riset dan juga penelitian pendukung untuk mengembangkan sistem menggunakan metode waterfall

Tahapan-Tahapan dalam Metode SDLC

Berikut Tahapan-Tahapan dalam Metode SDLC :

  1. Analisis Sistem
    Tahapan dari SDLC yang pertama adalah melakukan analisis terhadap sistem. Analysis sistem merupakan tahap awal dalam sebuah siklus SDLC, dimana aanalisis sistem akan melakukan berbagai macam analisis terhadap sebuah sistem yagn sudah ada, dan bagaimana nanatinya sebuah sistem akan berjalan.
  2. Spesifikasi Kebutuhan Sistem
    Tahapan kedua pada siklus SDLC adalah tahapan spesifikasi dari kebutuhan sistem. Pada tahap ini, seluruh hasil analisis yagn dilakukan pada tahap pertama akan dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan spesifikasi yang dibutuhkan dalam pengembangan sebuah sistem.
  3. Perancangan Sistem
    Tahapan berikutnya dari siklus SDLC pada sebuah sistem adalah perancangan terhadap sistem. Ini merupakan tahapan kelanjutan dari spesifikasi kebutuhan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana seluruh hasil analisa dan juga hasil pembahasan mengenai spesifikasi sistem diterapkan menjadi sebuah rancangan atau cetak biru dari sebuah sistem.
  4. Pengembangan Sistem
    Tahap berikutnya dari tahapan SDLC ini adalah tahapan pengembangan sistem. Tahapan pengembangan sistem ini merupakan tahapan dimana rancangan atau cetak biru sistem ini mulai dikerjakan dan dibuat atau diimplementasikan menjadi sebuah sistem yang utuh, dan dapat digunakan.
  5. Pengujian Sistem
    Setelah sistem selesai dikembangkan dan juga dibuat, maka sistem tersebut tidak akan langsung digunakan secara umum ataupun secara komersil. Tentu saja harus ada proses pengujian terhadap sistem yagn sudah dikembangkan tersebut. 
  6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem
    Tahap ini bisa dibilang sebagai tahapan final atau tahapan akhir dari satu buah siklus SDLC. Tahapan ini merupakan tahapan dimana sebuah sistem sudah selesai dibuat, sudah diujicoba, dan dapat bekerja dengan baik dan juga optimal. 

Pengertia Metode SDLC dan Jenisnya

Pengertian SDLC
SDLC (Systems Development Life Cycle ) merupakan siklus hidup pengembangan system.Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.

Macam-macam model yang ada didalam metode SDLC :

  1. Waterfall
  2. Spiral
  3. Iterative
  4. Fountain
  5. Rapid Prototyping
  6. Build and Fix
  7. Syncronize and Stabilize
  8. Extreme Programming

Apa sih Multimedia Interaktif ?

Pengertian Multimedia Interaktif
Secara etimologis multimedia berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “multi”yang berarti banyak; bermacam-macam dan “medium” yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.

Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli diantaranya:

  1. Sesuai dengan pendapat Vaughan (1994: 4) multimedia adalah “berbagai kombinasi dari teks, grafik, suara, animasi, dan video yang disampaikan dengan menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya”.
  2. Rada (1995) berpendapat bahwa “multimedia merujuk ke perpaduan/sinkronisasi aliran media (any synchronized media stream)”.  Sebagai contoh dari multimedia adalah gambar bergerak yang sinkron dengan suara (termasuk siaran televisi dan film modern) (Green & Brown, 2002: 2).
  3. Heinich, Molenda, Russell & Smaldino (1999: 229) berpendapat, “multimedia merujuk kepada berbagai kombinasi dari dua atau lebih format media yang terintegrasi kedalam bentuk informasi atau program instruksi”.
Multimedia sendiri terbagi menjadi dua kategori :
  • Multimedia linear, suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
  • Multimedia interaktif, suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: Aplikasi game dan CD interaktif.