Halaman

Selasa, 20 Maret 2018

Metode Spiral dalam SDLC

Gambar 5. Tahapan Pada Model Proses Spiral (Boehm, 1988)

Pengembangan perangkat lunak dengan model spiral memiliki kelemahan karena tidak adanya milestone sebagai titik transisi dan pengujian maka dikhawatirkan proses pengembangan sistem akan mengalami kekacauan dari segi waktu penyelesaian solusi sistem. Oleh karenanya model ini hanya sesuai untuk aplikasi-aplikasi kecil yang tidak terintegrasi dan terdistribusi.

Model spiral terbagi menjadi empat quadrant, dimana setiap quadrantmerepresentasikan sebuah manajemen proses dengan tahapan-tahapan identify,design, construct dan evaluate (Dean Muench, 1994). Sistem akan melalui tahapan-tahapan proses yang akan berulang sebagai berikut:


  1. Mendefinisikan tujuan dan kebutuhan bisnis, mengembangkan desain konseptual, rancangan konsep, rencana pengujian, dan analisis terhadap resiko dengan melibatkan pemakai.
  2. Mendefinisikan kebutuhan sistem, mengembangkan desain logikal, mengkompilasi (software-build) rancangan awal, mengevaluasi hasil dengan melibatkan pemakai.
  3. Mendifinisakan kebutuhan subsistem, menghasilkan desain fisikal, mengkompilasi rancangan berikutnya, mengevaluasi hasil dengan melibatkan pemakai.
  4. Mendefinisikan kebutuhan setiap unit, menghasilkan desain akhir, mengkompilasi rancangan akhir, mengevaluasi keseluruhan.


Kelebihan model Spiral
  • Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
  • Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
 Kekurangan model Spiral
  • Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses
  • Model spiral ini merupakan model yang masih baru sehingga belum terbukti apakah model ini efisien atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar